Komunikasi Asertif dalam Kepemimpinan


MANGGUMEDIA.COM
-- Asertif merupakan keterampilan dalam berkomunikasi. Artinya, sikap mampu mengekspresikan diri tapi tetap menghormati dan menjaga perasaan orang lain. Komunikasi asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dengan kata lain, asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. 

Mengekspresikan diri kita dengan tegas dan positif sebagai salah satu contoh dari perilaku asertif. Ekspresi tersebut tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. "I Message" merupakan kunci utama dalam berkomunikasi asertif. Dalam menyampaikan perasaan, pikiran, atau opini selalu mengedepankan "I Message." Sehingga, tidak ada satu orang pun di sekitarnya yang dapat menghambatnya untuk berkomunikasi. 

BACA JUGA: 

Unsur Dan Manfaat Komunikasi Asertif

Sikap kepemimpinan asertif, seorang pemimpin dituntut untuk jujur terhadap dirinya sendiri dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhannya secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya. 

Ciri seorang pemimpin yang sudah menerapkan perilaku asertif, yaitu: pertama, mampu untuk berkata "tidak". Kedua, mampu meminta pertolongan. Ketiga, mampu untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar. Keempat, mampu berkomunikasi tentang hal-hal yang bersifat umum. 

LOMBA NULIS ARTIKEL

Perilaku asertif itu sangat diperlukan agar seorang pemimpin lebih mengenal diri dan lebih jujur dalam membina hubungan dengan bawahannya. Melalui asertivitas yang dimiliki seorang pemimpin, pemimpin dapat belajar untuk lebih menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan positif dan negatif, percaya diri, mau mendengarkan bawahannya, mengembangkan kontrol diri, mengembangkan kemampuan untuk menolak tanpa merasa bersalah, dan berani meminta bantuan bawahannya ketika membutuhkan. 

Program Beasisa Penerbit Manggu tahun 2022

Kepemimpinan asertif adalah seorang pemimpin dituntut untuk tahu alasan-alasan mengapa dirinya menolak atau menerima pernyataan orang lain. Jadi, pemimpin tahu akibat dan sebab dari sesuatu yang akan dilakukannya. Menerapkan kepemimpinan asertif tidak membuat keinginan seorang pemimpin serta-merta diterima oleh bawahannya. Namun, lewat kepemimpinan asertif ini, seorang pemimpin dapat belajar untuk berpikir logis dan belajar memahami teman.

Ada tiga karakteristik kepemimpinan asertif, yaitu: pertama, sifatnya lebih tegas dan mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal. Kedua, lebih terbuka dalam konflik dan kritik. Ketiga, pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan. 



ARTIKEL LAINNYA:

0 Komentar