Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Hidup Perempuan




MANGGUMEDIA.COM - Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus kehidupan perempuan. Pelayanan kesehatan reproduksi dilakukan sejak dari janin sampai meninggal dunia. Kesehatan reproduksi menggunakan pendekatan sepanjang siklus kehidupan perempuan. Sebab, status kesehatan perempuan semasa kanak-kanak dan remaja mempengaruhi kondisi kesehatan saat memasuki masa reproduksi. Yaitu, saat hamil, bersalin, dan masa nifas.
Buruknya kesehatan perempuan saat hamil, bersalin, dan masa nifas, disebabkan adanya hambatan sosial, budaya, dan ekonomi yang dialami perempuan. Apalagi jika hambatan atau masalah tersebut dialami perempuan sepanjang hidupnya. Ini sebagai akar masalah yang mendasar bagi kesehatan reproduksi perempuan.

Seorang perempuan dalam menjalankan masa reproduksinya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tingkat pendidikan seorang perempuan akan memberikan dampak pada pola pikirnya. Selanjutnya, seorang perempuan akan menjalankan hidupnya dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan pola pikirnya.

Kualitas dan kuantitas makanan juga akan mempengaruhi terhadap seorang perempuan dalam menjalankan masa reproduksinya. Begitu juga dengan nilai dan sikap. Tentu ini akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status sosial orang tuanya, lingkungan, dan lain sebagainya. Banyak faktor lain yang mempengaruhi terhadap nilai dan sikap.

Sistem kesehatan yang tersedia dan bisa diakses juga memberikan pengaruh terhadap perempuan dalam menjalankan masa reproduksinya. Jika fasilitas kesehatan jauh dari tempat tinggal seorang perempuan, bukan tidak mungkin akan mempengaruhi terhadap kesehatan reproduksinya. Ini tugas pemerintah dalam memperhatikan terhadap ketersediaan sistem kesehatan yang mudah dijangkau atau diakses.

Situasi dan kondisi ekonomi keluarga akan mempengaruhi terhadap perempuan dalam menjalankan reproduksinya. Pada saat ekonomi keluarga bagus, memberikan dampak positif terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Namun sebaliknya, situasi dan kondisi ekonomi keluarga sedang tidak baik-baik saja akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan reproduksi perempuan.

  • Penerbit Manggu mau bagi-bagi Beasiswa nih❤, Setiap bulannya penerbit manggu suka bagi bagi hadiah beasiswa bagi yang sudah membeli buku di terbitan penerbit manggu. Nahh.. Bagi yang belum membeli bukunya ayo buruan kalian beli sekarang juga!!  Kalian punya kesempatan buat mendapatkan beasiswa ini di bulan Juni 2022👏 👇


 

Kualitas hubungan seksual seorang perempuan dengan pasangannya akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh sebab itu, untuk menjaga kesehatan reproduksi perempuan juga ada tanggung jawab pasangannya. Salah satunya adalah dalam melakukan hubungan seksual.

Masa reproduksi adalah masa perempuan menjalankan tugas kehidupannya sebagai seorang perempuan. Yaitu, mulai hamil, melahirkan, masa nifas dan menyusui dan masa antara yaitu merencanakan jumlah atau jarak anak dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pada masa inilah kesehatan reproduksi akan diperlukan dengan pasti. Karena akan berpengaruh pada kesehatan dirinya, bayi yang dikandung dan dilahirkannya, dan pasangan dari perempuan tersebut.

Kesehatan reproduksi perempuan adalah suatu keadaan sehat perempuan secara fisik, mental dan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. usia subur wanita adalah pada saat mereka berusia 14-49 tahun. Sementara puncak masa subur dan kualitas telur terbaik wanita berada pada 20-30 tahun.
Buku ini sangat cocok untuk kalian para perempuan. Sebagai ilmu pengetahuan ataupun referensi untuk lebih mengenal ilmu-ilmu seputar Kesehatan Reproduksi Berbasis Keluarga 







Sumber gambar: Hello sehat(dot)com




0 Komentar