Foto oleh Artem Beliaikin dari Pexels |
Perjalanan kehidupan di Nusantara yang tercatat dalam sejarah sejak abad ke1 Masehi. Namun, pada saat itu diperkirakan masyarakat Nusantara masih memegang kepercayaan yang belum dipengaruhi oleh agama-agama yang berasal dari laur Nusantara seperti agama Hindu dan Buddha. Baru setelah abad ke-5 agama tersebut masuk ke Nusantara. Hal ini didasarkan pada penemuan-penemuan sumber sejarah berupa arkeologi.
Arkeologi yang banyak ditemukan adalah
berupa prasasti, seperti candi, batu yang dipahat, arca, lempengan logam, alat
senjata, dan lain sebagainya. Ada sekitar 700 prasasti yang ditemukan di
Nusantara yang berasal dari abad ke-5 sampai abad ke-16.
Baca juga : Pergantian Nusantara Menjadi Hindia
Huruf yang digunakan dalam prasasti
tersebut beragam, seperti huruf: Dewa Nagari, Pallawa, Jawa Kuno, Sunda Kuno,
Bali Kuno, Batak, Lampung, Karinci, dan Bugis. Bahasa yang dugunakannya pun
variatif, seperti bahasa: Sansakerta, Tamil, Jawa Kuno, Sunda Kuno, Melayu
Kuno, dan Bali Kuno.
Sementara Sumber lain yang berasal dan
tercatat di India adalah berasal dari abad ke-4 sampai dengan abad ke 2 sebelum
Masehi. Sumber tersebut berupa kitab, yaitu Kitab Arta Sastra, Nidesa,
Ramayana, dan Jataka. Dalam kitab-kitab tersebut tertulis nama-nama tempat yang
menunjukan pada wilayah atau tempat yang dinamakan Nusantara. Nama-nama
tersebut adalah: Suvarnabhumi, Suvarnarupyakadvipa, Java, dan Javadvipa.
Diperkirakan Kitab Peripulus merupakan
kitab yang dibuat atau ditulis pada abad ke-1 Masehi. Dalam kitab tersebut
tertulis nama tempat dengan sebutan Chryse yang berarti emas. Kitab tersebut
merupakan pedoman untuk berlayar di Laut Erythrasa atau Samudera Hindia.
Kitab Geographike Hyphegesis yang ditulis
oleh Claudius Ptolemaeus dari Iskandaria merupakan salah satu kitab rujukan
sebagai sumber yang dapat dipercaya kebenarannya mengenai Nusantara. Dalam
kitab tersebut tertulis mengenai istilah atau sebutan wilayah yang berkaitan
dengan logam mulia, seperti emas dan perak. Nama-nama tersebut antara lain:
Argryre Chora (negeri perak), Chryse Chora (negeri emas), dan Chryse
Cherssonnesos (semenanjung emas).
Referensi
Hera Astuti Zafri Zul Asri Nusantara Zaman Pengaruh Hindu dan Buddha (Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari, 2021)
0 Komentar