Budaya Social Loafing di Dunia Mahasiswa


MANGGUMEDIA.COM -- Sangat manusiawi ketika seseorang merasa tidak terlalu disoroti saat berada dalam kelompok besar. Akibatnya, mereka tidak mengeluarkan segenap daya upaya yang dimilikinya. Itulah social loafing


Sumber Foto: dhienzzworld(dot)files(dot)wordpress(dot)com

Muncul asumsi bahwa pekerjaan atau tugas akan tuntas ditangani oleh rekan lain dalam kelompok. Kontribusi yang diberikan menjadi tidak terlalu maksimal. Sungguh akan berada dibandingkan dengan menangani pekerjaan seorang diri, yang berarti tanggung jawab juga ada di bawah kendalinya sepenuhnya.

Penyebab terjadinya social loafing dalam sebuah studi pada tahun 2005 menemukan kolerasi antara besarnya kelompok dengan performa individu di dalamnya. 

Buku Pengelolaan Karakter Mahasiswa Berbasis Multi Intelegensi

Bandingkan saja ketika sedang berada dalam kelompok beranggotakan 4 orang dan 8 orang. Saat berada dalam kelompok berjumlah lebih sedikit, upaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar ketimbang saat berada di kelompok dengan 7 orang lainnya.

Beberapa penyebab terjadinya social loafing, diantaranya:

  1. Motivasi, faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap fenomena ini adalah motivasi. Menentukan apakah seseorang akan mengalami social loafing atau tidak. Orang yang tidak memiliki motivasi terlalu tinggi rentan melakukan kondisi ini saat berada dalam kelompok.
  2. Tidak merasa bertanggung jawab, seorang individu juga lebih rentan melakukan social loafing apabila tidak merasa bertanggung jawab penuh terhadap apa yang sedang dikerjakan.
  3. Besarnya kelompok, semakin kecilnya ukuran kelompok seseorang akan merasa perannya cukup penting. Dengan demikian,mereka akan berkontribusi lebih banyak.
  4. Ekspektasi,lingkungan salah satu tempat beradanya suatu kelompok yang akan membentuk bagaimana ekspektasi dari hasil akhirnya kelak.

Kemalasan sosial adalah membiarkan orang lain melakukan pekerjaan saat menjadi bagian dari kelompok. Kemalasan sosial cukup umum terjadi dalam berbagai tugas,baik yang bersifat kognitif maupun yang melibatkan usaha fisik. Kemalasan sosial memiliki dampak negatif, terutama bagi organisasi maupun kelompok. Salah satu dampak negatif dari kemalasan sosial adalah kurangnya performa kelompok (Baron dan Byrne, 2004).

Kemalasan sosial juga dikenal dengan nama social loafing yang pertama kali diperkenalkan oleh Latane, Williams, dan Harkins dalam psikologi yang berjudul Many Hands Make Light The Work: The Causes And Consequences Of Social Loafing pada tahun 1979.

Cara mengatasi kemalasan sosial atau social loafing, yaitu:

  1. Lakukan evaluasi pada tugas setiap individu, karena dengan mengevaluasinya bisa diketahui seberapa besar kontrobusi seorang individu dalam kelompok.
  2. Memberi pemahaman kepada anggota kelompok bahwa setiap tugas individu dalam kelompok itu penting dan berkontribusi bagi keberlangsungan kelompok.
  3. Meningkatkan komitmen semua anggota dalam kelompok.


Berdasarkan pendapatan Baron dan Byrne (2003) terdapat sejumlah kondisi yang meminimalisir terjadinya kemalasan sosial pada individu di antaranya:

  1. Adanya penekanan usaha dan hasil individual dibandingkan kelompok.
  2. Memprediksi kinerja orang lain buruk.
  3. Berpandangan bahwa keikutsertaan individu dalam kelompok itu penting.
  4. Bekerja bersama orang yang menghargai kinerja dan orang lain.
  5. Setiap anggota kelompok menganggap tugas mereka penting bagi kelompok.
  6. Bekerja dalam kelompok kecil.

Jika kita menjadi seorang pemimpin di suatu kelompok, maka kita harus mengetahui apa yang menjadikan seorang atau salah satu kelompok tersebut mengalami sosial loafing. Lalu berikanlah tugas individu kepadanya agar ia dapat melakukan dan berkontribusi dalam suatu kelompok tersebut. Dengan begitu suatu kelompok akan menjadi produktif dan semua anggota kelompok merasa mereka dianggap oleh anggota yang lain, serta dapat memacu semangat dari individu dan menghilangkan problem social loafing

Buku Metode Pembelajaran di Era Milenial karangan Agus Sutisna dan Aay Farihah Hesya yang diterbitkan oleh Penerbit Manggu




0 Komentar